Metode Penilaian Mesin dan Peralatan
Metode Penilaian mesin sama dengan penilaian tanah dan bangunan.
Penilaian mesin dapat ditempuh melalui 3 jenis metode penilaian, yaitu :

1. Penilaian dengan pendekatan Perbandingan data Pasar (Market Data Approach)
2. Penilaian dengan pendekatan Kalkulasi BIaya (Cost Approach)
3. Penilaian dengan pendekatan Kapitalisasi Pendapatan (Income Approach)
Dari ketiga pendekatan penilaian tersebut, yang paling lazim
dipergunakan khususnya di indonesia adalah penilaian dengan pendekatan
Kalkulasi biaya (Cost Approach). Penggunakan metode Penilaian tersebut
dikarenakan data-data penunjang yang diperlukan dalam melakukan proses
penilaian dengan mempergunakan metode penilaian perbandingan data pasar
dan metode penilaian kapitalisasi pendapatan terbatas atau langka.
1. Penilaian Dengan Pendekatan Perbandingan Data Pasar (Market Data Approach)
Dalam penilaian dengan pendekatan perbandingan data pasar, nilai mesin
ditentukan berdasarkan pada perbandingan terhadap data transaksi
jual-beli yang baru terjadi atas mesin dan peralatan yang sejenis,
dengan penyesuaian secukupnya terhadap perbedaan-perbedaan yang ada.
Kesulitan yang dihadapi dalam melakukan penilaian mesin dan
peralatannya melalui pendekatan perbandingan data pasar, khususnya di
indonesia adalah tidak adanya pasar jual-beli dari mesin-mesin bekas
pakai, terlebih lagi untuk mesin-mesin yang bersifat khusus. Karena
alasan ini maka penilaian dengan pendekatan perbandingan data pasar
jarang dilakukan dalam penilaian mesin dan peralatannya terkecuali untuk
jenis mesin tertentu seperti pembangkit daya listrik dengan kapaitas
rendah serta kendaraan bermotor yang data pembandingnya mudah diperoleh.
2. Penilaian Dengan Pendekatan Kalkulasi Biaya (Cost Approach)
Prinsip dasar penilaian dengan pendekatan kalkulasi biaya adalah
menentukan besarnya biaya reproduksi baru serta biaya besarnya
penyusutan yang telah terjadi dari suatu mesin atau peralatannya.
Pengurangan biaya reproduksi baru dengan penyusutan yang telah terjadi
adalah merupakan Nilai Wajar dari mesin tersebut.
Istilah Biaya Reproduksi Baru (Cost of reproduction , new) sebenarnya
kurang tepat digunakan dalam penilaian mesin dan peralatannya karena
mesin tidak dapat direproduksi atau dibuat ulang tetapi diganti dengan
yang serupa, sehingga istilah Biaya Pengganti Baru (Cost of Replacement
New) lebih tepat dipakai. Dalam hal ini dapat dikecualikan untuk mesin
yang dirancang khusus untuk penggunaan tertentu dimana tidak dapoat
digantikan dengan unit yang sama tetapi harus direproduksi.
Salah satu kelemahan dari metode penilaian ini adalah bahwasanya
nilai yang dihasilkan tidak mencerminkan nilai ekonomis sesungguhnya dan
nilai pasar dari mesin-mesin yang dinilai. Oleh karena itu nilai wajar
yang dihasilkan sering disebut sebagai Nilai Wajar Dalam Penggunaan atau
Owner Value, artinya nilai mesin lebih merefleksikan keuntungan
ekonomis yang dihasilkan oleh mesin tersebut selama penggunaannya,
tentunya bagi si pemilik atau si pengelola. Dalam hal ini tampak sekali
adanya unsur subjektivitas dalam penentuan nilainya.
3. Penilaian Dengan Pendekatan Kapitalisasi Pendapatan (Income Approach)
Dalam metode penilaian ini, nilai mesin diperoleh berdasarkan
pada proyeksi kemampuan mesin tersebut untuk menghasilkan pendapatan
selama sisa umur ekonomisnya. Proyeksi pendapatan ini kemudian
dikapitalisasi dengan cara tertentu menjadi Nilai Wajar dari mesin
tersebut.
Pada kenyataannya, jarang sekali terdapat mesin yang secara
tersendiri dapat menghasilkan pendapatan, tetapi selalu terkait dengan
fasilitas produksi lainnya, sehingga sulit untuk memperhitungkan
besarnya pendapatan yang murni dihasilkan oleh mesin tersebut, oleh
karena itu penilaian dengan pendekatan kapitalisasi pendapatan jarang
dipergunakan dalam penilaian mesin dan peralatannya.
sumber : http://www.kjppamar.co.id/JASA_PENILAIAN:Penilaian_Aset:Penilaian_Mesin